Akademisi di belasan negara mengutip makalah ilmiah mereka sendiri secara berlebihan, berdasarkan analisis data selama 24 tahun. Fenomena “self-citation negara” diamati di negara-negara seperti Kolombia, Mesir, Indonesia, Iran, Italia, Malaysia, Pakistan, Rumania, Rusia, Arab Saudi, Thailand, dan Ukraina. Tren ini dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk penerapan kebijakan kontroversial yang mengharuskan akademisi memenuhi ambang batas produktivitas berdasarkan volume publikasi. Tingkat self-citation berbeda-beda di setiap negara, dan beberapa negara menunjukkan tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain. Misalnya, tingkat self-citation Penulis Pertama di Amerika Serikat adalah 4,73%, sedangkan di Tiongkok adalah 2,41%. Dampak dari sitasi mandiri suatu negara terhadap peringkat 50 negara teratas juga telah dipelajari, dengan temuan yang menunjukkan bahwa negara-negara yang produktif dan memiliki banyak sitasi memiliki tingkat sitasi mandiri yang lebih tinggi, namun hal ini tidak mempengaruhi peringkat mereka secara signifikan di seluruh dunia. Tren self-citation berdasarkan negara telah diselidiki di 50 negara di seluruh dunia, dengan hasil yang menunjukkan bahwa di sebagian besar negara, self-citation berdasarkan negara mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, namun 12 negara yang disebutkan di atas menunjukkan tingkat self-citation yang luar biasa tinggi.
Tingkat self-citation yang tinggi dalam penelitian akademis dapat menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. Di satu sisi, self-citation dapat menjadi cara yang sah bagi peneliti untuk mengakui penelitian mereka sebelumnya dan mengembangkannya. Hal ini juga dapat meningkatkan visibilitas pekerjaan mereka dan membantu membangun keahlian mereka di bidang tertentu. Namun, self-citation yang berlebihan dapat dilihat sebagai upaya untuk memanipulasi tingkat kutipan dan membesar-besarkan anggapan pentingnya pekerjaan seseorang. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan penyajian kinerja penelitian dan melemahkan kredibilitas penelitian. Selain itu, tingkat self-citation yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap keakuratan skema evaluasi penelitian berbasis kutipan, seperti Journal Impact Factor, yang dapat menyebabkan pemeringkatan dan keputusan pendanaan yang bias. Beberapa peneliti menyarankan agar self-citation dihapuskan dari penghitungan kutipan atau diberi sanksi untuk mengatasi masalah ini.
Jurnal akademis dan penerbit umumnya memandang tingkat self-citation yang tinggi dengan hati-hati karena potensi implikasi positif dan negatif. Meskipun self-citation dapat menjadi cara yang sah untuk mengakui penelitian sebelumnya dan meningkatkan visibilitas penelitian, self-citation yang berlebihan dapat menyebabkan gambaran yang keliru tentang kinerja penelitian dan merusak kredibilitas penelitian tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat self-citation yang relatif tinggi, terutama di tingkat jurnal, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor seperti topik unik jurnal atau praktik editorial, dan hal ini harus dipertimbangkan di tingkat jurnal individual. Selain itu, self-citation yang berlebihan dapat dianggap tidak profesional dan, dalam beberapa kasus, tidak etis, sehingga berpotensi mengarah pada manipulasi faktor dampak dan kartel kutipan. Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada penalti yang signifikan bagi mereka yang paling sering mengutip diri sendiri, dan efek dari self-citation sendiri tetap positif bahkan untuk tingkat self-citation yang sangat tinggi.
Jurnal akademis dan penerbit mengukur tingkat self-citation dengan menghitung rasio self-citation terhadap total kutipan untuk penulis dan makalah mereka. Pengukuran ini bertujuan untuk melacak kecepatan penulis mengutip artikelnya sendiri dan untuk memahami perilaku referensi diri di antara masing-masing penulis. Untuk analisis tingkat jurnal, tingkat self-citation ditentukan sebagai jumlah self-citation jurnal yang dinyatakan sebagai persentase dari total kutipan. Tingkat self-citation yang relatif tinggi di tingkat jurnal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti topik jurnal yang unik atau fokus yang sangat spesifik. Penting untuk dicatat bahwa tidak ada tingkat standar di mana self-citation diharapkan muncul, dan dampak dari self-citation tetap menjadi topik penelitian dan diskusi yang sedang berlangsung.
Apa saja keterbatasan dalam menggunakan tingkat self-citation untuk mengevaluasi kualitas penelitian?
Keterbatasan penggunaan tingkat self-citation untuk mengevaluasi kualitas penelitian meliputi:
- Pengaruh Kebijakan dan Latar Belakang Penelitian: Tingkat self-citation dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor asing seperti kebijakan penelitian dan latar belakang peneliti, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan langsung tentang kualitas penelitian hanya berdasarkan tingkat self-citation.
- Kurangnya Standardisasi: Tidak ada tingkat standar di mana self-citation diharapkan muncul, dan dampak dari self-citation sendiri masih menjadi topik penelitian dan diskusi yang sedang berlangsung, sehingga sulit untuk menetapkan ambang batas universal untuk apa yang termasuk self-citation berlebihan.
- Pemahaman Kontekstual yang Tidak Memadai: Menggunakan indikator tingkat pengutipan diri untuk membandingkan perilaku pengutipan pada tingkat individu dapat menimbulkan kesimpulan yang menyesatkan dan risiko besar, karena mungkin ada banyak faktor penjelas yang sah atas perilaku yang dilakukan oleh masing-masing ilmuwan.
- Penilaian Tidak Lengkap: Tingkat self-citation mungkin tidak memberikan penilaian komprehensif terhadap kualitas penelitian, karena tidak memperhitungkan ukuran penting lainnya seperti dampak penelitian terhadap lapangan atau orisinalitasnya.
- Cakupan Studi yang Terbatas: Beberapa penelitian berfokus pada sebagian negara atau bahasa, sehingga berpotensi mengecualikan data penting dari analisis.
Keterbatasan ini menyoroti kompleksitas penggunaan tingkat self-citation sebagai satu-satunya metrik untuk mengevaluasi kualitas penelitian dan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan berbeda dalam evaluasi penelitian.
Sources:
https://arxiv.org/pdf/2102.05358.pdf
https://link.springer.com/article/10.1007/s11192-020-03417-5
https://www.nature.com/articles/d41586-024-00090-z
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1751157721000924
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405650221000253
https://www.researchgate.net/publication/349716027_SELF-CITATION_THE_RISKS_AND_BENEFITS
https://link.springer.com/article/10.1007/s11192-020-03413-9
https://clarivate.com/webofsciencegroup/essays/journal-self-citation-jcr/
https://blogs.scientificamerican.com/information-culture/on-self-citation/
https://www.southernfriedscience.com/the-dangers-of-excessive-self-citation/
https://elifesciences.org/reviewed-preprints/88540
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10756561/