Semakin banyak orang jatuh ke dalam jebakan penipuan baru-baru ini di Telegram yang menawarkan uang dengan cara mudah, hanya dengan cara memberikan suka atau mengklik tombol “like” pada video setiap hari. Meskipun awalnya banyak korban ditargetkan melalui WhatsApp dan Telegram, para penipu kini telah beradaptasi, dan yang lebih mengkhawatirkan, penipuan semacam ini sekarang dilakukan melalui panggilan telepon biasa.
Para penipu ini sekarang menggunakan sistem suara otomatis canggih untuk memanipulasi para korban dan memaksa mereka ikut dalam program memberi suka pada video tersebut. Mereka telah memperoleh nomor ponsel korban, karena panggilan WhatsApp memerlukan informasi semacam itu. Tetapi, kali ini adalah kali pertama skema penipuan “Memberi suka video” ini dilakukan melalui panggilan telepon konvensional.
Perusahaan telekomunikasi telah mencoba menerapkan solusi kecerdasan buatan (AI) untuk melawan panggilan spam, tetapi hingga saat ini, efektivitas langkah-langkah ini masih terbatas. Akibatnya, menghadapi para penipu melalui panggilan jaringan akan menjadi tantangan lebih besar bagi operator-operator tersebut.
Cara Penipuan ‘Suka Video’ Melalui Panggilan Telepon: Memahami Modus Operasi
Modus penipuan ini dimulai ketika seseorang menerima panggilan telepon yang seolah-olah biasa pada ponsel mereka, dengan nama acak yang muncul di layar pemanggil. Setelah menjawab panggilan, mereka akan mendengar suara komputer yang segera memicu tanda peringatan. Apabila korban tetap berlanjut dalam percakalan dengan penipu, mereka akan diajak dengan janji-janji untuk menghasilkan ribuan rupiah hanya dengan cara memberi suka pada video. Penipuan ini kemudian berkembang melalui beberapa tahap, memungkinkan peserta untuk mendapatkan beberapa ratus rupiah sebagai imbalan atas keterlibatan mereka.
Selanjutnya, penipu akan meminta rincian perbankan, seperti ID UPI, sambil meyakinkan korban bahwa uang akan ditransfer ke rekening mereka. Saat skema ini berlanjut, terjadi pergeseran, dengan penipu menugaskan korban untuk mengirim sejumlah uang, yang seharusnya akan ditahan sampai pembayaran terakhir dilakukan. Penipuan ini telah menjebak banyak orang tahun ini, dan dengan penipu yang beralih ke panggilan suara, kompleksitasnya meningkat, sehingga membuat lebih sulit bagi orang untuk membedakan antara panggilan yang sah dan upaya penipuan.
Perlukah Kita Khawatir?
Jawaban untuk pertanyaan ini memiliki dua sisi. Di satu sisi, ya, ada alasan untuk khawatir, terutama bagi individu yang mungkin kesulitan membedakan atau mengenali penipuan lewat telepon. Namun, jika Anda ternyata menerima panggilan dari para penipu ini, sangat penting bagi Anda untuk berhati-hati dan tidak memberikan informasi pribadi atau perbankan apa pun. Pengungkapan semacam itu dapat membawa risiko besar, yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan dari akun Anda.