Berita Informasi

Gambaran umum dari journal impact factor

Journal impact factor (JIF) adalah salah satu metrik yang paling terkenal dan banyak digunakan untuk mengevaluasi pengaruh dan dampak jurnal akademik. Dikembangkan oleh Eugene Garfield dan diperkenalkan oleh Institute for Scientific Information (ISI), yang kini menjadi bagian dari Clarivate Analytics, JIF telah menjadi landasan penilaian ilmiah. JIF dibuat pada tahun 1969 sebagai sarana untuk membantu pustakawan membuat keputusan pengembangan koleksi, journal citation reports (JCR) menerbitkan hasil tahunan yang memberi peringkat pada jurnal-jurnal di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ilmu sosial. Berikut ini adalah pandangan komprehensif tentang apa itu JIF, bagaimana cara menghitungnya, dan signifikansinya dalam dunia akademik.

Apa yang dimaksud dengan JIF?

JIF adalah ukuran yang mencerminkan jumlah rata-rata tahunan kutipan yang diterima oleh artikel terbaru yang diterbitkan dalam sebuah jurnal. Faktor ini sering digunakan untuk membandingkan kepentingan relatif jurnal dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu. Hal tersebut memberikan proksi untuk kualitas dan dampak jurnal tersebut.

Bagaimana cara menghitung JIF?

Penghitungan JIF sangat mudah, tetapi hanya berfokus pada jendela kutipan yang sempit:

Untuk rinciannya:

  • Pembilang (kutipan): ini adalah jumlah kutipan pada tahun tertentu (Tahun X) terhadap artikel yang diterbitkan pada dua tahun sebelumnya (Tahun X-1 dan X-2).
  • Penyebut (artikel yang diterbitkan): ini adalah jumlah total “item yang dapat dikutip” (biasanya artikel dan review) yang diterbitkan dalam jurnal selama dua tahun tersebut.

Misalnya, JIF untuk sebuah jurnal pada tahun 2023 akan dihitung berdasarkan kutipan yang diterima pada tahun 2023 dari artikel yang diterbitkan pada tahun 2021 dan 2022.  Katakanlah pada tahun 2021 dan 2022 ada 100 artikel yang dapat dikutip dalam sebuah jurnal. Pada tahun 2023, 100 artikel tersebut dikutip sebanyak 400 kali. Kita bagi total kutipan (400) dengan total artikel (100) untuk mendapatkan JIF 2023 sebesar 4,0. Dengan kata lain, artikel yang diterbitkan dalam dua tahun sebelumnya menerima rata-rata 4 kutipan selama tahun JCR.

Mengapa JIF penting?

JIF memiliki beberapa aplikasi dan implikasi penting dalam komunitas akademik. Pertama, JIF digunakan sebagai indikator untuk menilai kualitas sebuah jurnal. JIF yang tinggi menunjukkan bahwa jurnal tersebut memiliki prestise dan pengaruh yang tinggi. Selanjutnya, JIF juga mempengaruhi keputusan para penulis dalam menentukan jurnal tempat mereka akan mengirimkan naskahnya. Mereka cenderung memilih jurnal dengan JIF tinggi untuk meningkatkan visibilitas dan kualitas karya mereka. Selain itu, JIF juga merupakan metrik yang digunakan universitas dan lembaga penelitian untuk mengukur kualitas hasil penelitian dan mengevaluasi kinerja fakultas serta keputusan yang berkaitan dengan masa jabatan. Terakhir, badan pendanaan dan komite hibah juga menggunakan JIF sebagai kriteria untuk menilai kualitas proposal penelitian dan rekam jejak peneliti. Dengan demikian, JIF memiliki peran penting dalam membantu pengambilan keputusan dan penilaian kualitas dalam dunia akademik.

Kesimpulan

JIF tetap menjadi metrik yang menonjol dan berpengaruh untuk menilai dampak jurnal akademik. Terlepas dari keterbatasannya, JIF terus memainkan peran penting dalam ekosistem penerbitan ilmiah, memandu para peneliti, dan lembaga dalam proses pengambilan keputusan mereka. Memahami metodologi dan konteks JIF sangat penting untuk penggunaan dan interpretasi yang tepat dalam mengevaluasi penelitian dan publikasi akademik.

Redaksi: I. Busthomi