Chamorro-Atalaya dkk. (2024) mengukur kepuasan siswa terhadap metode pembelajaran hybrid. Mereka menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data dari Twitter (yang sekarang lebih dikenal dengan X). Hasil dari penelitian mereka menunjukkan bahwa kepuasan siswa pada minggu pertama kelas hybrid mencapai 96,3%, namun tingkat ketidakpuasan meningkat menjadi 29,17% pada minggu evaluasi. Transisi dari pembelajaran virtual ke pembelajaran hybrid menyebabkan ketidakpuasan siswa karena harus beradaptasi dengan format baru.
Simanjuntak dkk. (2024) melakukan penelitian model supervisi Tut Wuri Handayani. Model tersebut adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan efektivitas guru. Model ini menekankan pada supervisi yang suportif dan memberdayakan, serta membantu guru mengembangkan keterampilan mereka dan meningkatkan praktik mengajar mereka. Model Tut Wuri Handayani memiliki beberapa ciri khas, salah satunya adalah fokus pada supervisi yang mendukung. Model ini mendorong guru untuk tumbuh secara profesional melalui bimbingan dan dukungan, bukan sekadar evaluasi. Selain itu, model ini juga bertujuan untuk memberdayakan guru dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan profesional mereka. Model ini juga mencakup berbagai aspek kompetensi guru, termasuk keterampilan pedagogis, komitmen, dan nilai-nilai pribadi.
Sebuah penelitian R&D menggunakan model Borg dan Gall menunjukkan efektivitas model supervisi Tut Wuri Handayani. Evaluasi oleh para ahli desain menunjukkan kelayakan dan kualitas penilaian yang luar biasa, dengan persentase ideal rata-rata sebesar 86,2%. Pakar desain konten juga memberikan penilaian sebesar 76,64%, mencerminkan penilaian layanan dan kelayakan yang kuat. Model supervisi Tut Wuri Handayani juga telah dilakukan validasi statistik. Uji-t yang dilakukan secara acak menyimpulkan bahwa model ini memiliki validitas dan kegunaan yang signifikan dalam meningkatkan kompetensi dan efektivitas guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model supervisi ini adalah pendekatan yang dapat diandalkan dan efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemberdayaan guru. Dalam rangka menghasilkan guru yang berkualitas, model supervisi Tut Wuri Handayani dapat dijadikan pedoman dan acuan bagi lembaga pendidikan. Dengan melibatkan dan memberdayakan guru, model ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif. Selain itu, melalui pendekatan yang suportif, guru dapat terus berkembang secara profesional dan memberikan pengajaran yang efektif kepada siswa.
Artikel ini menunjukkan pentingnya pendekatan inovatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari sisi siswa maupun guru. Analisis data media sosial mengungkapkan bahwa kepuasan siswa terhadap pembelajaran hybrid bersifat dinamis, dengan adaptasi format baru menjadi tantangan utama. Di sisi lain, model supervisi Tut Wuri Handayani terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru melalui pendekatan yang suportif dan memberdayakan. Temuan ini menekankan perlunya sinergi antara teknologi, umpan balik siswa, dan pemberdayaan guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih adaptif, produktif, dan berkelanjutan. Pendekatan ini dapat menjadi pedoman bagi institusi pendidikan dalam menghadapi tantangan era pembelajaran modern.
Redaksi: I. Busthomi