Halo rekan IAES!
Apakah ada diantara anda yang bertanya-tanya, “Bagaimana sih proses review artikel di jurnal-jurnal IAES?” atau “Kenapa artikel saya ditolak padahal konsep artikelnya sedang hangat diperbincangkan?”
Secara umum semua artikel akan melewati proses pengecekan oleh orang yang sesuai dengan bidang artikel yang anda kirimkan. Proses pengecekan tersebut adalah penilaian keaslian yang dikenal dengan similarity check, kecocokan dengan ruang lingkup jurnal, konsep, metodologi, analisis, pembahasan, dan pengambilan kesimpulan.
Sebelum sampai ke tahap tersebut, di IAES menerapkan sistem pengecekan awal, tim IAES biasa menyebutnya “cek basic requirement”. Biasanya di tahap ini artikel yang masuk akan banyak berguguran. Menurut Yahya (administrator Jurnal IJECE) dan Manek (administrator Jurnal IJEECS), tidak lebih dari 50% artikel yang lolos tahap cek basic requirement setiap harinya.
Agar artikel anda bisa lolos cek basic requirement, anda perlu memperhatikan beberapa poin penting dalam penulisan. Akan ada 10 poin yang perlu anda hindari saat menyusun atau menulis artikel anda. Nomor 9 sering terlewatkan.
1. Format penulisan tidak sesuai.
Yang pertama kali akan dicek oleh administrator jurnal adalah halaman pertama dari artikel yang anda kirimkan. Jika halaman pertama tidak sesuai dengan template IAES maka artikel anda akan direject tanpa melihat isi keseluruhan artikel tersebut. Penting bagi anda untuk mendownload template artikel yang diterbitkan oleh IAES. Mengapa demikian? Karena kami meyakini setidaknya memindahkan ke template adalah sesuatu yang sederhana, namun hal tersebut menunjukkan bahwa anda benar-benar berniat untuk submit di jurnal IAES (spesifik).
2. Penulis tunggal
Menulis dengan rekan akan menambah kredibilitas dari sebuah artikel, yang berarti telah dikaji oleh beberapa orang sehingga menghasilkan artikel dengan analisa dan pembahasan yang mendalam.
3. Perbedaan penulis dan orang yang mengirimkan artikel
Informasi pengirim artikel yang berbeda dengan semua kontributor (author) menjadi sebuah kecurigaan bahwa artikel tersebut datang dari pihak ketiga. Dari sisi penerbit, artikel yang dikirimkan oleh pihak ketiga terkadang menghambat proses penerbitan. Seringkali proses revisi terhambat karena editor tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak penulis. Baca selengkapnya mengenai ini disini.
4. Tidak ada sitasi
Menulis artikel bukan hanya untuk kepentingan penulis yang terlibat, tetapi artikel tersebut akan dibaca oleh banyak kalangan. Dengan sitasi, pembaca atau penulis lain bisa menelusuri sumber referensinya. Untuk memudahkan sitasi artikel, anda bisa menggunakan Mendeley atau Zotero.
5. Gaya sitasi tidak sesuai
Seringkali penulis menggunakan sitasi yang tidak sesuai dengan ketentuan di IAES. Gaya sitasi di IAES menggunakan “IEEE style”. Jika saat ini anda menulis artikel dengan gaya sitasi yang berbeda dengan ketentuan di IAES, anda bisa menggunakan Mendeley atau Zotero untuk penyesuaian dengan gaya sitasi di IAES.
6. Sitasi acak-acakan
Sitasi disebutkan secara urut dari nomor kecil sampai nomor besar, misalnya [1], [2], [3], dan seterusnya. Hal ini dilakukan agar tidak ada 1 sitasi yang terlewat. Sitasi tidak urut ini dapat diatasi dengan menggunakan manajer referensi seperti Mendeley atau Zotero. Dengan menggunakan manajer referensi anda sitasi akan rapih secara otomatis.
7. Tidak ada informasi penulis dan alamat korespondensi
Sejak tahun 2022, jurnal-jurnal IAES mewajibkan adanya biografi penulis sehingga wajib bagi penulis untuk mencatumkan informasi nama, alamat email, dan institusi. Di bagian halaman 1 penulis wajib menginfokan keseluruhan nama penulis, afiliasi dan alamat korespondensi. Penulisan informasi dan alamat korespondensi memudahkan editor menguhubungi penulis dalam proses review sampai publikasi. Penulisan informasi penulis dan alamat korespondensi berguna bagi IAES dalam rangka menghindari pihak ketiga yang mengirimkan artikel seperti yang telah dibahas pada poin ke 3 (Perbedaan penulis dan orang yang mengirim artikel).
8. Self-citation
Tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah artikel yang disitasi dapat meningkatkan reputasi penulis. Namun, hal ini kurang baik apabila terlalu banyak self-citation, karena akan mendatangkan asumsi sebagai jurnal predator. Di IAES, kami mengizinkan penulis mensitasi dirinya sendiri tidak boleh lebih dari 5 artikel.
9. Referensi yang tidak mumpuni
Jumlah referensi adalah salah satu paling mudah dicek oleh administrator jurnal setelah poin 1 (format penulisan yang tidak sesuai). Setelah pengecekan halaman 1, bisa langsung pengecekan referensi. Jika kurang dari 25, artikel tersebut akan langsung ditolak. Jumlah referensi 25 dapat menjadi indikator bahwa penulis banyak membaca artikel jurnal yang sejenis sehingga memungkinkan analisis dan pembahasan yang lebih detail dan melakukan perbandingan dengan berbagai sumber lainnya. Selain itu terlalu banyak referensi yang tidak up-to-date (5 tahun terakhir untuk jurnal teknik dan 10 tahun untuk jurnal humaniora) juga akan menjadi pertimbangan.
10. Cek double submission
IAES memiliki satu sistem terpadu yang digunakan untuk mengecek apakah artikel tersebut di-submit juga di jurnal lain. Sehingga, apabila ada oknum yang diketahui melakukan double submission akan ditindak tegas. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan kasus yang dilakukan, iindakan tersebut antara lain: Suspend 1 tahun, Suspend 3 tahun, dan Suspend selamanya.
Semoga ke 10 poin diatas membantu anda dalam menulis artikel. Kami tunggu artikel anda di jurnal IAES.
Redaksi: Zly Wahyuni